Posts

ASAL USUL DESA KEJIWAN

Image
  ASAL USUL DESA KEJIWAN Nama Desa Kejiwan Pada zaman kerajaan, setelah berdirinya kerajaan Islam Pakungwati Cirebon, dibawah pimpinan Sunan Gunungjati tepatnya pada tahun 1406 M, tersebutlah salah seorang murid dia bernama Taka Bin Takab yang di kenal dengan Ki Beyot meminta izin untuk membuka pedukuhan (Desa), yang berada di perbatasan Kerajaan Indramayu dengan Rajanya Prabu Indra Wijaya (Arya Wiralodra), yang pada tahun 1528 M kerajaan ini menggabungkan diri dengan Kerajaan Islam Pakungwati Cirebon. Setelah memperoleh izin dari Sunan Gunungjati, maka Ki Beyot mulai membuka hutan (Babad Alas) bersama Nyi Gede Susukan yaitu Nyi Tosa. Ki Beyot membuka hutan dengan cangkul dan pedang, wilayah yang terdapat hasil cangkulan (tebalan) termasuk wilayah kekuasaan Ki Beyot, sedangkan karena Nyi Tosa seorang perempuan yang tidak bisa mencangkul, maka ia menandai daerahnya dengan membakar hutan dengan api, wilayah yang terdapat bekas bakaran (Obar-obaran) termasuk daerah kekuasaan Nyi Tosa. Ber

ASAL-USUL DESA BUDUR KEC. CIWARINGIN

Image
  ASAL-USUL DESA BUDUR KEC. CIWARINGIN Nama Budur tidak lepas dengan nama Ki Brajanata. Kenapa awalnya bisa begitu? Ki Brajanata hidupnya ada jaman Prabu Siliwangi, Ki Brajanata tidak pernah hidup menetap, Ki Brajanata senangnya hidup mengembara sesuka hati. Sebenarnya banyak kerajaan yang meminta Ki Brajanata untuk menetap di kerajaannya untuk mengajarkan ilmu kanuragan atau untuk menjadi penasehat Raja Sebab Ki Brajanata itu dikenal sakti mandraguna, badannya besar dan tinggi, kekar dan ganteng (rambutnya lurus hitam panjang, kulitnya sawo matang) dan juga sifatnya bijaksana di seluruh persoalan, dan senang guyon. Ki Brajanata ada yang menawarkan pangkat, jabatan dll cuma tersenyum…dan mengucap terima kasih lalu pergi. Ki Brajanata setiap harinya mengembara mencari pengalaman dan pengetahuan sambil membantu kalau ada rakyat yang tertindas. Sampai datang di masanya Syekh Syarif Hidayatullah yaitu cucunya Prabu Siliwangi. Ki Brajanata mulai menetap di salah satu hutan yang beliau sebut

LEGENDA SAEDAH-SAENI DAN JEMBATAN KALI SEWO YANG PENUH AURA MISTERI

Image
  LEGENDA SAEDAH-SAENI DAN JEMBATAN KALI SEWO YANG PENUH AURA MISTERI Misteri saidah saeni jembatan sewo sukra indramayu subang Jembatan Kali Sewo Subang-Indramayu yang angker dan misterius Jika kita melintasi jalur pantai utara dari Jakarta menuju ke Cirebon, tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan sebuah jembatan yang di bawahnya mengalir sebuah sungai yang tak terlalu besar namun cukup terkenal. Itulah jembatan sungai Sewo atau Kali Sewo, yang sangat legendaris dan begitu dikenal oleh sebagian besar masyarakat Jawa Barat di pesisir utara. Saat melintas, tentunya kita juga sudah sangat mafhum dengan kehadiran warga yang duduk dan kadang berdiri berjejer disepanjang jalan di sekitar jembatan. Sambil membawa ranting kering, mereka berharap agar para pengendara yang melintasi jembatan ini melakukan ritual tabur uang koin yang kemudian mereka ambil dengan bantuan ranting kering yang sudah disiapkan. Apa sebenarnya yang mereka lakukan, dan mengapa pula masih ada saja para pengendara

ASAL-USUL DESA TANGKIL / nambo CIREBON

Image
  ASAL-USUL DESA TANGKIL / nambo CIREBON Desa Tangkil adalah salah satu desa dikecamatan Susukan Kabupaten Cirebon yang letaknya paling barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Majalengka, Desa Tangkil meliputi blok-blok (Cantilan) antara Nambowetan dan Pucukmendil, pada jaman dahulu Desa Tangkil lebih dikenal Desa Nambo. Sekitar awal abad XVI, waktu Kanjeng Sinuhun Sunan Gunung Jati dan para wali Songo membangun Masjid Agung Shang Cipta Rasa di Kraton Cirebon, kala itu kekurangan kayu jati sebagai bahan atap (jawa = sirap) dan tihang (Jawa = Soko). Kanjeng Sinihun Sunan Gunung Jati menugaskan beberapa santri, pinangeran dan gegeden untuk mencari pohon jati, tak lama kemudian rombongan itu berangkat kearah barat, dalam rombongan tersebut ada seorang yang sakti berilmu tinggi berasal dari lereng gunung Ciremai bernama Ki Ageng Mangun Arsa, sesampainya di perbatasan wilayah kerajan Galuh, rombongan tersebut berhenti terkesima melihat pohon jati yang menjulang tinggi mencakar langit (ja

Asal Usul Desa Kedawung

Image
  Asal Usul Desa Kedawung Diperkirakan pada abad ke-XV berdirinya Kerajaan Cirebon, perkembangan Agama Islam yang diberikan oleh Sunan Gunung Jati begitu berat sehingga tidak heran apabila dari berbagai penjuru berdatangan ingin berguru belajar Agama Islam pada Sunan Gunung Jati. Disitu para santri di didik menimba ilmu, baik lahir maupun batin. Dan setelah dianggap cukup menguasai ilmunya, maka para santri diberi beban dan tanggung jawabnya untuk menjadi seorang guru di daerah atau padukuhannya masing-masing. Pada sebuah padukuhan yang dipimpin oleh Ki Demang Martapura dan Ki Demang Rengas Papak masyarakatnya subur makmur. Karena dirinya merasa berjasa maka timbullah hati yang busuk, dan dalam mengemban tugas, ia mengatur dengan seenaknya tanpa memperhatikan kepentingan umum dan perasaan orang banyak. Pada suatu saat, Ki Demang Martapura dan Ki Demang Rengas Papak menghadap kepada Sunan Gunung Jati, maksud dan tujuannya agar mereka diberi suatu jabatan yang lebih tinggi dalam pemerint

SEJARAH ASAL USUL NASI JAMBLANG

Image
  SEJARAH ASAL USUL NASI JAMBLANG Dalam bahasa Cirebon Nasi disebut Sega. Percis dan hampir sama dengan bahasa Jawa "Sego". Sega Jambalang merupakan satu dari sekian makanan khas orang Jamblang. Dan karena Jamblang ini salah satu desa yang terletak di Cirebon, maka untuk kemudian Sega Jamblang dimasukan dalam kekayaan kuliner Cirebon, maka tak heran jika Sega Jamblang sekarang dijadikan sebagai salah satu makanan Khas Cirebon. Berdasarkan penjelasan di atas kemudian dapat dipahami bahwa pada dasarnya Sega Jamblang merupakan suatu jenis masakan dalam bentuk nasi yang berasal dari desa Jamblang. Menurut sumber oral yang didapat dari para sepuh desa Jambalang. Pada mulanya Sega Jamblang muncul bersamaan dengan kejadian kerja paksa pembuatan jalan raya Trans Jawa pada masa penjajah Belanda (Belanda Yang dimaksudkan Adalah Belanda di Bawah Jajahan Perancis). Dalam sejarah, disebutkan pembangunan jalan raya sepanjang 1000 Km lebih itu Dirancang dan digulirkan oleh Gubernur Hindia B