ASAL-USUL DESA BUDUR KEC. CIWARINGIN


 ASAL-USUL DESA BUDUR KEC. CIWARINGIN

Nama Budur tidak lepas dengan nama Ki Brajanata. Kenapa awalnya bisa begitu?
Ki Brajanata hidupnya ada jaman Prabu Siliwangi, Ki Brajanata tidak pernah hidup menetap, Ki Brajanata senangnya hidup mengembara sesuka hati. Sebenarnya banyak kerajaan yang meminta Ki Brajanata untuk menetap di kerajaannya untuk mengajarkan ilmu kanuragan atau untuk menjadi penasehat Raja Sebab Ki Brajanata itu dikenal sakti mandraguna, badannya besar dan tinggi, kekar dan ganteng (rambutnya lurus hitam panjang, kulitnya sawo matang) dan juga sifatnya bijaksana di seluruh persoalan, dan senang guyon. Ki Brajanata ada yang menawarkan pangkat, jabatan dll cuma tersenyum…dan mengucap terima kasih lalu pergi.
Ki Brajanata setiap harinya mengembara mencari pengalaman dan pengetahuan sambil membantu kalau ada rakyat yang tertindas.
Sampai datang di masanya Syekh Syarif Hidayatullah yaitu cucunya Prabu Siliwangi. Ki Brajanata mulai menetap di salah satu hutan yang beliau sebut dengan nama SURA. sebab waktu pertama menetap di hutan tersebut ada di bulan satu (bulan satu jawa namanya Sura/bulan Islam islam As-Sura) makanya tempat tinggalnya disebut Sura. Ki Brajanata membuat gubug di tepi sumur yang ada kayu malangnya.. Sumur itu di jaman dahulu sebagai tempat mandi dan keperluannya para bidadari yang turun dari kahyangan..(cuma sekarang sumur itu disebut Sumur Kayu Walang).
Disalah satu hari.. Ki Brajanata bepergian.. Ki Brajanata datang di salah satu langgar (langgar / tajug / musholla. Tajug yaitu tempat yang kudu dijugjug. Musholla yaitu tempat sholat), cuma Ki Brajanata tidak mau masuk, inginnya hanya cari pengertian dari luar saja.. dari jauh Ki Brajanata mendengarkan Syekh Syarif Hidayatullah lagi memberikan ceramah/nasehat kepada rakyat Cirebon, membahas masalah syahadat dan sholawat..
Di dalam langgar tiba-tiba Syekh Syarif Hidayatullah mengucap salam: ”Assalamu’alaikum…Ki..jangan ngaji kuping saja.. silahkan masuk..”
Rakyat Cirebon yang berada didalam langgar sangat kaget dan heran tiba-tiba Syekh Syarif Hidayatullah mengucap salam dan bicara begitu untuk seseorang? mengucap salam dan bicara sama siapa pikir mereka?
Salah satu Rakyat Cirebon bertanya kepada Syekh Syarif Hidayatullah:”Kanjeng mengucap salam dan bicara dengan siapa? sedangkan yang ngaji sudah ada di dalam semua?”.
Syekh syarif Hidayatullah menjawab:”diluar ada sema/tamu”
Syekh Syarif Hidayatullah memang insan yang “weruh ing sejeroe Winara”.
ketika Syekh Syarif berdiri dan mendekati Ki Brajanata.,
Ki Brajanata tersenyum dan malah cepat cepat lari…
Syekh Syarif Hidayatullah atau yang lebih Sunan Gunung Djati ikut tersenyum melihat tingkah lakunya Ki Brajanata.
Syekh Syarif Hidayatullah dengan Ki Brajanata sama-sama mengerti… jadi tidak sakit hati.
Rakyat Cirebon bertanya kepada Syekh Syarif Hidayatullah:”Kanjeng siapa sejatinya aki-aki gagah mau?”
Syekh Syarif Hidayatullah menjawab:”Sejatinya aki-aki gagah itu insan BUDUR (artinya Lebih,Linuwih atau bahasa Arabnya Purnama yang menyinari).
Mulai saat itu wong Cirebon kalau menyebut tempatnya Ki Brajanata dengan sebutan Budur.
Jika anda mengetahui info lebih atau ada kesalahan penulis tentang ini silahkan komen.
WALLAHU A’LAM BISHSHOWAB.
ucapan trimakasi kepada :
-sesepuh cirebon.
-warga cirebon.
-bpk kastamin blok/rancabolang bringin
-ustadz juhari blok/tumaritis galagamba
-sodara yunus blok/nagrog galagamba
-sodara sukendar blok/dukumire galagamba
-ustadz abdul rozak blok/dukumire galagamba
-sodara haryanto blok/rancabolang bringin
-sodara dedi boyeng blok/kebo geyongan
-gus angmung blok/bonde

Comments

Popular posts from this blog

ASAL-USUL DESA TANGKIL / nambo CIREBON

SEJARAH DESA CIGARUKGAK CIAWI GEBANG KUNINGAN

Asal Usul Desa Kedawung