SEJARAH DESA SUMBERJAYA KEC.CIWARU KUNINGAN


 SEJARAH DESA SUMBERJAYA

Sumberjaya adalah nama sebuah desa yang ada di Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan. Kata Sumberjaya secara bahasa berasal dari kata “Sumber” dan “Jaya”. Sumber berarti asal, sedangkan jaya artinya adalah hebat atau berhasil. Dengan kata lain, kata sumberjaya secara tidak langsung merupakan kata yang menunjukkan bahwa tempat ini adalah tempat yang dapat menghasilkan kehebatan, kebesaran, dan kesuksesan. Terdapat ungkapan dalam bahasa Sunda bahwa Sumberjaya adalah “sumber kajayaan dangiangna jayadiningrat simbolna gajah gumuling anu kasebat jalma jaya di jaya nyaeta hiji kakuatan anu disebut lahir batin”. Meskipun demikian, tidak diketahui secara pasti sejak kapan nama Sumberjaya digunakan untuk menyebut daerah yang berlokasi di wilayah Kecamatan Ciwaru ini.
Konon, menurut cerita sejumlah orang, desa ini telah dikenal sejak zaman Prabu Siliwangi. Bahkan orang-orang tersebut berkeras bahwa tempat-tempat yang disebutkan dalam Legenda Lutung Kasarung terdapat di Sumberjaya dan desa-desa di sekitarnya. Keterangan ini perlu didalami karena simpulan para peneliti naskah kuno yang membincang Lutung Kasarung menyatakan bahwa Lutung Kasarung adalah sebuah legenda masyarakat dan bukan sejarah, sebagaimana diungkapkan oleh Eringa (1949) dan Sunarti (1992).
Ihwal kehidupan masyarakat di Sumberjaya, bisa dianalisa dari data penduduk dan desa yang telah ada pada tahun 1686. Ternyata, dalam keterangan arsip yang berangka tahun 1686 itu nama Sumberjaya belum disebutkan. Malah yang tercatat adalah tetangga desanya, yaitu Desa Patala. Penghuni desa ini, menurut catatan itu, hanya berjumlah sekitar 11 kepala keluarga (yang dulu disebut cacah) dengan mata pencaharian sebagai petani gaga/ladang. Sebagai petani gaga, kehidupan masyarakat saat itu masih nomaden sehingga bisa saja orang-orang di Patala ini adalah orang Sumberjaya, dan desa-desa di sekitarnya juga.
Titik terang mengenai Desa Sumberjaya baru terdapat secara jelas dalam catatan sensus yang dibuat di zaman Raffles pada sekitar tahun 1811-1812. Saat itu, Sumberjaya sudah tercatat sebagai desa yang termasuk ke dalam wilayah Distrik Luragung. Saat itu, penduduk sudah cukup banyak dengan profesi terbesarnya adalah petani. dalam kurun waktu tertentu, masyarakat petani ini memiliki kewajiban untuk setor pajak kepada penguasa. Biasanya pajak disetor ke distrik, yang kemudian dilanjutkan ke tingkat kabupaten dan karesidenan.
Sejarah Sumberjaya kembali menjadi perhatian pada saat revolusi kemerdekaan berlangsung, karena pada saat itu wilayah Ciwaru menjadi basis kekuatan dan pusat pemerintahan Karesidenan Cirebon. Di desa ini, hilir mudik para tentara dan pejuang yang beraktivitas untuk melakukan perang gerilya guna mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari rakusnya para tentara Sekutu dan NICA yang menginginkan Indonesia jatuh kembali ke pangkuan penjajahan kolonial.
Setelah kondisi Indonesia kembali normal, dan orang-orang Belanda pun pergi ke negerinya, Indonesia terus dilanda konflik dalam negeri. Salah satunya adalah pemberontakan DI TII yang ternyata banyak melakukan aktivitas di wilayah pegunungan dan perbukitan seperti halnya di Sumberjaya ini. Namun hal itu tidak berlangsung lama, karena setelah adanya operasi pagar betis, semua aspek keamanan dan pertahanan bisa di bawah kendali kembali.
Sejak saat itu, Sumberjaya terus berkembang dan hinggi kini telah bermetamorfosa sebagai desa yang terdiri dari 4 Dusun dengan 19 RT yang tersebar di sejumlah sudut wilayah desa. Meskipun wilayahnya berjauhan atau “paanggang” namun tali silaturahmi yang ada di desa ini tetap terjalin dengan baik.
Wallahu’alam bishowab..
* Tulisan diolah dari berbagai sumber dan foto sebatas ilustrasi yang berasal dari internet.

Comments

Popular posts from this blog

ASAL-USUL DESA TANGKIL / nambo CIREBON

SEJARAH DESA CIGARUKGAK CIAWI GEBANG KUNINGAN

Asal Usul Desa Kedawung